Menulis karena Membaca

Tiga bulan sudah waktu yang telah kita habiskan secara bersama-sama. Selama tiga bulan itu orang-orang menikmati masa-masa Penilaian Tengah Semester (PTS). Kemudian menerima dan menikmati hasil pembelajarannya. Tapi tidak dengan kami. Para penikmat sastra mengambil langkah lain yakni berkunjung ke Gramedia Festival Citylink. Dimana kita tetap belajar secara bersama-sama di luar sekolah. Tepatnya di hari Sabtu, 12 Oktober 2019. Ini adalah ajang checkpoint bagi mereka terutama siswa siswi kelas 9 yang akan melaksanakan Presentasi Projects di awal November nanti. Mereka harus siap tampil dalam projectnya yang akan diamati oleh banyak orang. Diantaranya empat orang (duo MS) yang akan menampilkan hasil karyanya bukunya dalam bentuk novel. Ada juga J kelas 7 yang siap berpetualang menjadi anak baru dalam buku ini. Serta B yang akan menampilkan game dan R dalam musik dengan anak baru A yang berada di kelas 8. Mereka terdiri dari 8 orang dimana enam orang kelas 9, satu orang kelas 8, dan satu orang lagi kelas 7.

Saya sangatlah beruntung memiliki mereka yang berjuang di dunia literasi. Saya juga mendidik mereka di bidang studi PKN. Kemudian saya ingat dengan buku PKN kelas 9 tentang Bela Negara yang bercerita tentang Markus Ciciro, tokoh yang berasal dari Roma. Suatu hari Ciciro ditanya oleh seseorang, "Wahai Ciciro, ketika saya mengamati negara lain, mereka memiliki personal militer yang kuat, adapula negara yang berlimpah sumber daya alamnya, dan adapula yang melimpah dengan harta kekayaannya, lalu apa senjata yang engkau miliki Ciciro? Ciciro dengan tegas menjawab "Saya hanya memiliki kata-kata" Ciciro memiliki gudang buku yang luas di istananya. Itulah senjata yang ia miliki dengan kaya akan kosa kata dan ilmu pengetahuan

Apakah saya boleh menaruh harapan besar kepada mereka semua? Dengan semangat dan perjuangan mereka dalam dunia literasi. Artinya mereka suka membaca dan paham apa dengan bacaannya. Tentunya membaca tidak hanya selalu tentang buku. Tapi juga tentang segala dinamika kehidupan ini. Mereka paham mau melakukan apa di masa depan, menikmati kehidupan masa sekarang, dan mengambil hikmah atas kejadian di masa lalu.

Kurang lebih dua minggu lagi waktu yang efektif bagi mereka untuk menyelesaikan projectnya terutama dalam project buku sudah saatnya harus masuk proses cetak karena semua butuh waktu untuk menyelesaikannya dan butuh pihak lain juga agar project ini dapat selesai di awal waktu bukan hanya sekadar selesai tepat waktu.

Jasasyima x Plate Human

Majalah Dinding Sastra

Semamgat terus adik-adikku, sahabat-sahabat ku, dan siswa-siswaku. Mereka bisa menjadi apapun di hati ini. Karena sudah berada di hati jadinya mereka tidak akan terlupakan dan dilupakan.

Mari kita nikmati proses yang terjadi sehingga nanti kita bisa memetik hasilnya di kemudian hari.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi? Kita lawan dengan Pendidikan Antikorupsi

Discuss with CEO on top

Pergi ke Desa