Second Man

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Tidak bisa hidup sendiri dengan apa yang ia miliki. Dengan apa kekuatan yang dipunya dan segala yang ada pada diirnya. Intinya tidak bisa hidup sendirian. Suami butuh istir. Istir butuh suami. Anak butuh orang tua. Orang tua butuh anak. Presiden butuh rakyat. Rakyat butuh presiden. Semuanya saling membutuhkan di dunia ini. Mulai dari tingkat bawah hingga tingkat atas.

Yang kita hadapi tidak mungkin hanya satu persoalan. Mulai dari keluarga, organisasi, pekerjaan, kehidupan, dan segala aktivitas yang dihadapi masing-masing orang.

Maka dari itu kita butuh partner atau orang kedua bahasanya. Mungkin yang lebih cantik *second man* namanya.

Waktu kita sama-sama 24 jam. Tidak ada yang melebihi itu semua. Maka dari itu kita perlu delegasi apalagi agenda tersebut berbentrokaan atau berbenturan.

Misal seorang Presiden yang harus mengurus negara sekaligus keluarga ataupun lingkungan sekitar rumahnya. Begitu juga di tingkat bawah yang dinamikanya hampir sama.

Second man merupakanlah orang yang paling dekat dan mudah untuk dikomunikasikan dengan secara cepat dan tanggap. Ketika diberi arahan sedikit saja sudah mengerti dan langsung dikerjakan.

Yang perlu diperhatikan adalah perasaannya saja. Tidak mungkin setiap saat kita mendelegasikan mereka. Mereka juga punya kehidupan yang perlu diurus. Tapi kalau soal kewajiban atau pengabdian, ya mau tak mau harus dikerjakan dengan baik.

*Maka bersiaplah menjadi partner antara satu sama lain. Saling mengisi dan saling memberi*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi? Kita lawan dengan Pendidikan Antikorupsi

Discuss with CEO on top

Pergi ke Desa