Tauladan Kepemimpinan Melayani Kebutuhan Umat
Sejatinya pemimpin itu dibentuk
dan dibina bukan dilahirkan. Semua orang wajib dan pasti menjadi pemimpin
minimal untuk dirinya sendiri. Peran penting dalam memimpin diri sendiri
sebelum memimpin yang lain baik itu keluarga, organisasi, pekerjaan, dan hal
lainnya.
Berbicara tentang pemimpin,
dimana kita membahas bahwa pemimpin itu harus mengorbankan dirinya untuk orang
lain. Disini kita berbicara tentang Tauladan Kepemimpinan Melayani Kebutuhan
Umat. Dengan narasumber yang mapan dalam hal melayani kebutuhan umat, maka
hadirlah seorang tokoh yang bersedia untuk mengisi materi ini di “saung indah”
kami, Asrama Rumah Kepemimpinan Regional 2 Bandung. Beliau adalah KH Maftuh
Kholil. Pak Maftuh adalah Wakil Ketua Umum MUI Kota Bandung.
Foto Bersama Bapak KH Maftuh Kholil |
1. Perut
Besar
Dari tafsiran
makna hakiki, umatnya akan memiliki perut yang besar dalam hidupnya, banyak
penyakit yang timbul apabila perut tidak dijaga dengan baik. Sedangkan dari
segi majasi, umatnya hanya memiliki arahan hidup untuk makan saja, tanpa
memikirkan hal yang lain. Padahal tujuan makan itu adalah hidup, dan hidup itu
untuk mengharapkan ridho-Nya semata.
2. Tukang tidur.
Umat Rasulullah
tidak mempunyai semangat dalam hidupmnya, waktunya hanya dihabiskan untuk tidur-tiduran
saja, menjadi orang-orang yang tidak produktif baik bagi dirinya maupun orang
lain. Tidur itu berbicara kualitas bukan kuantitas. Pola tidur kita harus
dijaga dengan baik. Orang-orang suskes tidurnya tidak lebih dari 5 jam. Dan
menurut medis pun tidur yang baik itu adalah maksimal 8 jam. Kembali lagi
kepada diri kita sendiri, mau jadi apakah kita di dunia ini? Hanya untuk tidur
saja? Menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna? Jadilah umat yang produktif dan bermanfaat
untuk orang banyak.
3. Pemalas
Dalam menghadapi
aktivitas yang ada, Rasulullah takut apabila umatnya hanya bermalas-malasan
dengan kondisi yanga ada, tidak berusaha mencari rezeki, menimpa ilmu, dan
tentunya mengharapkan ridho-Nya. Janganlah menjadi umat yang hanya menunggu
bola, tapi kita juga harus menjemput bola itu agar kita sukses. Serius dan niat
hati yang tulus diperlukan dalam menghadapi dunia ini.
4. Lemah keyakinan
Tidak percaya
diri dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang ada di dunia ini. Merasa
takut dan malu untuk berhadapan dengan orang lain. Mental menjadi modal terkuat
untuk melatih percaya diri. Tetapi tidak boleh juga terlalu percaya diri.
Karena sesuatu hal yag berlebihan itu tidak baik.
Pada zaman proklamasi banyak
sekali pemimpin yang mempunyai jiwa integritas dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan
negara ini. Tapi zaman sekarang banyak terjadi permasalahan dimana-mana, baik
di daerah maupun di tingkat pusat. Dahulu pemimpin-pemimpin hebat muncul dari
jeruji besi karena aksinya yang sangat heroik dan ditakuti oleh dunia
internasionak dalam membangun bangsanya. Tapi sekarang pemimoin yang ada malah
ke jeruji besi itu karena prilakunya tidak bagus untuk ditiru pemuda zaman
sekarang. Zona nyaman, uang, dan sistem menjadi faktor terjadinya peristiwa
tersebut. Kita sebgai generasi penerus bangsa harus bisa mengubah dan
menanggulangi kejadian ini dengan baik.
Islam sebagai agama yang benar
telah mengatur segalanya mulai dari kita bangun tidur hingga tidur kembali. Ini
menajdi pegangan utama sebagai muslim sejati dalam bertindak dan berprilaku. Bersumberlah
hanya kepada Al-Quran dan Hadits.
Kamis, 31 Agustus 2016
Kamis, 31 Agustus 2016
Komentar
Posting Komentar