Tauladan Kepemimpinan Melayani Kebutuhan Umat

Sejatinya pemimpin itu dibentuk dan dibina bukan dilahirkan. Semua orang wajib dan pasti menjadi pemimpin minimal untuk dirinya sendiri. Peran penting dalam memimpin diri sendiri sebelum memimpin yang lain baik itu keluarga, organisasi, pekerjaan, dan hal lainnya.

Berbicara tentang pemimpin, dimana kita membahas bahwa pemimpin itu harus mengorbankan dirinya untuk orang lain. Disini kita berbicara tentang Tauladan Kepemimpinan Melayani Kebutuhan Umat. Dengan narasumber yang mapan dalam hal melayani kebutuhan umat, maka hadirlah seorang tokoh yang bersedia untuk mengisi materi ini di “saung indah” kami, Asrama Rumah Kepemimpinan Regional 2 Bandung. Beliau adalah KH Maftuh Kholil. Pak Maftuh adalah Wakil Ketua Umum MUI Kota Bandung.

Foto Bersama
Bapak KH Maftuh Kholil
Berbicara tentang Tauladan Kepemimpinan Melayani Kebutuhan Umat ini, Rasulullah pernah berkata, bahwa “Yang paling aku takuti dari segala ketakutan yang ada adalah dalam hal menimpa umat”. Ada 4 hal yang ditakuti Rasulullah yaitu

      1. Perut Besar
Dari tafsiran makna hakiki, umatnya akan memiliki perut yang besar dalam hidupnya, banyak penyakit yang timbul apabila perut tidak dijaga dengan baik. Sedangkan dari segi majasi, umatnya hanya memiliki arahan hidup untuk makan saja, tanpa memikirkan hal yang lain. Padahal tujuan makan itu adalah hidup, dan hidup itu untuk mengharapkan ridho-Nya semata.
   
      2. Tukang tidur.
Umat Rasulullah tidak mempunyai semangat dalam hidupmnya, waktunya hanya dihabiskan untuk tidur-tiduran saja, menjadi orang-orang yang tidak produktif baik bagi dirinya maupun orang lain. Tidur itu berbicara kualitas bukan kuantitas. Pola tidur kita harus dijaga dengan baik. Orang-orang suskes tidurnya tidak lebih dari 5 jam. Dan menurut medis pun tidur yang baik itu adalah maksimal 8 jam. Kembali lagi kepada diri kita sendiri, mau jadi apakah kita di dunia ini? Hanya untuk tidur saja? Menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna?  Jadilah umat yang produktif dan bermanfaat untuk orang banyak.
   
      3. Pemalas
Dalam menghadapi aktivitas yang ada, Rasulullah takut apabila umatnya hanya bermalas-malasan dengan kondisi yanga ada, tidak berusaha mencari rezeki, menimpa ilmu, dan tentunya mengharapkan ridho-Nya. Janganlah menjadi umat yang hanya menunggu bola, tapi kita juga harus menjemput bola itu agar kita sukses. Serius dan niat hati yang tulus diperlukan dalam menghadapi dunia ini.
   
      4.  Lemah keyakinan
Tidak percaya diri dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang ada di dunia ini. Merasa takut dan malu untuk berhadapan dengan orang lain. Mental menjadi modal terkuat untuk melatih percaya diri. Tetapi tidak boleh juga terlalu percaya diri. Karena sesuatu hal yag berlebihan itu tidak baik.

Pada zaman proklamasi banyak sekali pemimpin yang mempunyai jiwa integritas dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan negara ini. Tapi zaman sekarang banyak terjadi permasalahan dimana-mana, baik di daerah maupun di tingkat pusat. Dahulu pemimpin-pemimpin hebat muncul dari jeruji besi karena aksinya yang sangat heroik dan ditakuti oleh dunia internasionak dalam membangun bangsanya. Tapi sekarang pemimoin yang ada malah ke jeruji besi itu karena prilakunya tidak bagus untuk ditiru pemuda zaman sekarang. Zona nyaman, uang, dan sistem menjadi faktor terjadinya peristiwa tersebut. Kita sebgai generasi penerus bangsa harus bisa mengubah dan menanggulangi kejadian ini dengan baik.

Islam sebagai agama yang benar telah mengatur segalanya mulai dari kita bangun tidur hingga tidur kembali. Ini menajdi pegangan utama sebagai muslim sejati dalam bertindak dan berprilaku. Bersumberlah hanya kepada Al-Quran dan Hadits.



Kamis, 31 Agustus 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi? Kita lawan dengan Pendidikan Antikorupsi

Discuss with CEO on top

Pergi ke Desa