Membangun Kesadaran
Kunci utama peradaban
di dalam kehidupan ini adalah pendidikan. Kenapa harus pendidikan? Karena
pendidikanlah yang membuat suatu bangsa bisa maju kedepannya. Pencerdasan
terhadap bangsa itu harus dilakukan dengan intens dan sustainable. Pendidikan
itu tidak mengenal usia. Setiap manusia wajib menempuh pendidkan. Tidak hanya
formal semata. Setiap manusia harus siap dididik dan mendidik. Aliran
pendidikan harus terjadi bahkan wajib terjadi, tapi ingat yang harus dialirkan
itu adalah arus yang baik bukan yang menyesatkan umat. Mari kita ubah paradigma
tersebut. Cukuplah kita yang berada pada zaman tersebut. Tapi tidak untuk
penerus bangsa ini. Buatlah generasi penerus kita bisa maju ke depan dan menjadi
mental yang kuat atas apa yang terjadi di masa sekarang.
Hal baik dan hal
buruk itu pasti terjadi. Hawa nafsu dan sang penggoda akan selalu menyetnuh hati
kita agar terselewweng dari jalan yang yang kita hadapi. Kita harus mencegah
hal tersebut. Perkuatlah iman dan keteguhan hati dalam menjalani hidup ini.
Banyak orang yang lari dan kabur dari jalan yang lurus ini akrena hatinya yang
belum kuat dan keyakinana belum penuh serta godaanyang begitu maraknya sehingga
membuat orang-orang menjadi kabur dalam penglihatannya melihat kehidupan ini.
Seperti hakikatnya
roda pendidikan masa sekarang. Banyak terjadi mafia-mafia yang dapat merusak
generasi bangsa. Baiklah, disini,saya akan berbagi sedikit tentang ratusan
mafia bahkan lebih yang terjadi di negara ini. Pendidkan yang akan saya ulas
ini merupakan bagian dari ratusan mafia yang terjadi di zaman ini.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, mafia adalah perkumpulan rahasia yang bergerak di
bidang kejahatan atau kriminal. Sedangkan pendidikan dapat diartikan sebagai
proses pembelajran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang
lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut
diperoleh secara formal yang berakibat indivdu mempunyai pola pikir dan
perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
Dalam pasal 3, Undang-Unjdang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi-potensi diidk agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Mahasa Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari
definisi-definisi yang ada, jika kita sinkronisasikan kata mafia dan
pendidikan. Sungguh iornilah kita membacanya dimana satu kata yang berarti
berbuat jahat dan satu kata lagi yang bermakna hal kebaikan dimana membuat
orang-orang berpikir secara sehat dan menjadi cerdas. Dengan penggabungan dua
kata ini sangatlah keliru jadinya. Dimana manusia yang dididik menjadi menyeleweng
dari arah yang ditetapkan.
Kasus mafia
pendidkan banyak sekali terjadi mulai dari tingkat bawah hingga atas, mulai
dari hal kecil hingga hal besar, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,
mulai dari hal ringan hingga hal berat. Dari semua sisi, kemafiaan ini pun
terjadi.
Sederhananya,
budaya menyontek yang masih dilakukan oleh kalangan pelajar baik tingkat dasar
sampai ke tingkat pendidikan tinggi. Kemafiaan yang satu ini cukup sederhana
dan sering diselewengkan oleh tenaga pengajar. Walaupun beberapa tenaga
pengajar sudah mengambil tindakan yang tepat untuk menangani hal ini dan peran
orang tua pun sudah mulai dilaksanakan dengan adanya teknik parenting pada saat
ini. Bagaimana peran orang tua menanamkan budaya mendidik yang ideal terutama
etika yang harus ditanamkan secara matang oleh orang tua terhadap anak. Peran
keluarga sangat penting sebelum anak siap dibawa ke dunia luar, termasuk dunia pendidikan
yaitu sekolah. Setelah peran orang tua sukses bagaimana membentuk karakter anak
di dalam rumah. Anak harus siap menghadapi dunia luar baik fisik, rohani, dan
mentalnya. Jika si anak tidak kuat dan tidak siap, maka sia-sialah parenting
yang dilakukan oleh orang tua dan keluarga di rumah. Pengaruh dunia luar sangat
menantang, banyak pergaulan yang bisa menyimpangkan anak dari dunai pendidkan,
termasuk dunia menyontek di lingkungan pendidikan. Semua orang harus
berkolaborasi untuk hal ini. Jika dari dunia luar, sudah mulai digagas bagaimana
memperbaiki budaya yang telah turun temurun tersebut, seperti adanya sekolah
multikultural, home schooling, dan sebagainya.
Jika
diatas kita berbicara tentang hal yang bersifat mikro, sekarang kita beralih ke
jenjang makro, yaitu bagian sistem. Bagaimana perusakan sistem pada dunia
pendidkan yang terjadi. Bagaimana pemeganag kekuasaan menggunakan kekuasaannya
untuk hal-hal yang dapat merusak pendidikan. Seperti halnya, penyelewengan dana
pendidkan yang dilakukan oleh pejabat yang berkuasa untuk kepentingan pribadi maupun
kelompok. Dana pendidikan yang seharusnya dialokasikan dan dianggarkan untuk terdidik
yang ingin belajar dengan sepenuh hati, tetapi malah diputar-putar terlebih
dahulu. Pihak terkait malah berdalih membuat program-program sehingga menutupi
kemafiaan tersebut. Sehingga berdampak ke masalah lainnya seperti diadakannya
pemungutan biaya ujian kepada pelajar. Semestinya pelajar tingkat SD hingga SMA
mendapatkan santunan dari pemerintah untuk menjalani pendidkajn secara gratis
alias tanpa adanya pemungutan apalagi untuk mekanisme belajar-mengajar.
Untuk
menangani hal ini, intinya orang-orang baik harus bersatu dan berani mengungkapkan
pendapatnya untuk keberlangsungan umat manusia itu terutama pendidikan yang menjadi
alat terpenting dalam proses peradaban bangsa. Pendidikan terpenting itu adalah
karakter teurtama etika yang menjadi sikap seseorang dalam menghadapi masalah
yang ada. Bagaimana dia menjadi teladan bagi semua orang. Harus pintar menghadapi
kondisi yang ada dan hanya bergantung kepada Yang Maha Kuasa. Disini generasi
peneruslah yang dipertaruhkan dan merekalah yang akan menjadi korban kemafiaan
ini nantinya. Bangsa ini ada di tangan mereka nantinya.
Kemudian
kita harus mencari alternatif lain untuk proses pendidikan ini agar kemafiaan
yang ada ini tidak terulang lagi kepada generasi penerus kita. Kita semua harus
sadar terlebih dahulu dengan hal ini.
Komentar
Posting Komentar