Peluang dan Tantangan Pemuda di Sektor (Pelayanan) Publik

Alhamdulillah bisa bertemu tokoh yang luar biasa, bisa berbagi peluang kebaikan dengan kami semua di asrama kita tericnta, Rumah Kepemimpinan Regional 2 Bandung.

Dua jam berubah menjadi dua belas jam.

Dialog Tokoh yang unik di #SeptemberCeria & #OktoberBerkah kata Umi Aini di hari Ahad, 1 Oktober 2017. Bagaimana tidak? Dalam ibadah sunnah yakni shaum yang panjang dalam seminggu ini.

sesi pagi bersama Umi Aini
Dialog Tokoh perempuan pertama dan terlama sepanjang sejarah kami dibina sampai saat ini. Di luar dugaan kami semua bisa menimba ilmu dari beliau dengan segudang pengalamannya. Bagaimana berbicara tentang aktifitas beliau mulai dari pendidikan, publik sektor, Islam, dan sebagainya.
Semuanya berpadu menjadi satu. Alhamdulillah, terima kasih Umi telah meluangkan waktunya untuk kami semua. Semoga menjadi jalan kebaikan untuk Umi dan kita semua kedepannya.

“Jangan menolak peluang kebaikan yang ada dan lakukan dengan semaksimal mungkin”, begitulah pesan Umi di awal dialog pada pagi hari itu.

Umi Aini
Memang luar biasa jika niat kita hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Disanalah yang dinamakannya syuhada untuk khalifah di muka bumi ini.

Jangan mau jadi orang-orang yang hanya mengandalkan pekerjaan hanya sebagai untuk mengisi perut yang kosong bahkan kalau bisa sampailah pada level “tidak digaji pun saya mau melakukan hal itu”. Itulah yang dinamakan idealsime. Bagaimana melakukan ibadah dengan melakukan kewajiban bela negara di dalam bidang pemerintahan. Bernegosiasi sana dan sini dengan pihak luar yang melakukan kerjasama dengan negara ini.

Dialog tentang Sektor ( Pelayanan ) Publik
Jadilah manusia optimis, berjamaah, manajemen waktu dengan baik, “Knowledge is power, but character is more”, sebuah quotes yang luar biasa sebagai pegangan kami bersama. Dunia paska kampus sangat berpengaruh bagi kehidupan. Maka iman harus kuat menghadapi itu semua. Iman pun tidak cukup, haruslah menjadi yang bertakwa. Ada orang yang kuat idealismenya sebagai mahasiswa, namun karena godaan lingkungan luar dapat mempengaruhi idealisme tersebut.

Negara ini sangat luas dan kaya akan SDM dan SDAnya. Haruslah kita manfaatkan dengan sebaik mungkin. Kitalah yang akan mengambil posisi strategis tersebut di kemudian hari di masa depan. 

“Fokus dengan solusi bukan hanya sekadar hujatan dan hanya membahas masalah yang ada saja”. Perkuatlah ilmu pengetahuan dan kemudian gantikan peran strategis pemerintah itu semua.
Pembinaan mental yang harus diperkuat setelah pengetahuan dan wawasan dapat diatasi sebelum dari itu semua. Karena butuh mental yang kuat terutama jika berada di garda terdepan negara ini termasuk bekerja di bidang bea cukai bagaimana berhadapan dengan pelabuhan yang penuh dinamika dan strategi di dalamnya.
Kenangan dari RK Bandung

Semua bagian dari dunia pemerintah harus seimbang, tidak ada yang boleh kuat sendiri maupun lemah sendiri. Di antara dunia legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dimana ada yang membuat perumusan kebijakan, menjalankan kebaikan, dan mengawasi setiap kebijakan yang ada tersebut.
Dunia publik sektor bukan hanya tempat mencari rezeki tetapi bagaimana tempat siap melayani masyarakat dan membantu negera ini. Terutama berbicara pada level pusat terkhusus pada bidang pemerintahan.

Umi Aini pun berpesan tidak ada #shortcut dan itu pun sepakat dengan apa yang telah digaungkan dari jauh-jauh hari oleh Direktur RK yakni Bang Bachtiar. Tidak ada jalan yang mudah dari itu semua.Harus ada lika liku perjalanan yang dilewati hingga kita berhasil melewatinya. Artinya kita sudah sepaham dan satu idealisme untuk Indonesia bermartabat ke depannya. Dipertemukannya lingkaran-lingkaran yang luar biasa dalam satu naungan Allah SWT. Insyaallah akan ada jalan apapun dari semua masalah dan aktifitas yang kita hadapi.

Carilah dan nikmatilah #TimeOut. Ketika merasa jenuh dan prustasi dari segala hal yang ada. Keluarlah dari semua runititas yang ada, kita butuh waktu untuk istirahat dan menahannya sedikit, sehingga setelah itu bisa melesat lebih jauh dalam menggapai mimpi dan sukses di masa depan. Mulai dari hal sederhana yang tidak bisa kita lakukan, seperti sujud yang lama dan khusyu’ kepada-Nya, rihlah bersama teman-teman, melihat pemandangan yang indah, membaca buku di liuar habit kita, dan sebagainya.

Foto Bersama di Siang Hari

Satu jam menjadi 10 jam. Kuasa Allah pada saat itu di tengah perjalanan Kota Bandung yang begitu padat dan macet sana sini sehingga membuat Umi Aini terlambat datang ke Asrama kita tercinta. Umi pun berpesan: “Semoga kita semua diberikan kesabaran dan kemudahan di dalam obrolan media sosial kita pada saat Umi masih di perjalanan”. Qadarullah Umi Aini mengganti keterlambatannya hingga 10 jam untuk berbagi ilmu kepada kita bersama hingga akhrinya azan magrib sebagai pertanda buka puasa memanggil kita untuk buka puasa bersama Umi Aini di salah satu Rumah Makan Padang sederhana di dekat Asrama kita. Inilah kuasa Allah atas kesabaran dan ikhtiar kita atas segala sesuatunya. 

Dan akhirnya malam pun menjelang, saatnya kita berpisah dan siap melakukan aksi atas ilmu yang didapat, hingga saya berikhtiar untuk mengantarkan Umi pulang ke rumah untuk beristirahat bersiap kembali ke Jakarta pada malam hari itu juga karena akan melakukan ibadah untuk bela negara di kantornya dan melakukan negosiasi sana sini di berbagai negara. Dengan tetap melakukan diskusi strategis di atas motor sepanjang perjalanan yang tak begitu jauh dimana sebelumnya Umi juga saya jemput dari taksi yang nyasar mengantarkan Umi ke asrama kita tercinta. 

Foto Bersama di Malam Hari
Semoga kita bisa berjumpa lagi di kemudian hari dalam nuansa yang berbeda terutama 10 tahun ke depan di saat kita berada posisi strategis di pemerintahan ini dan yang terpenting adalah kita bisa bersama di surga kelak.

Alhamdulillah banyak hal yang membuat kami bisa bersikap di kemudian dan siap mewarnai lingkungan yang ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi? Kita lawan dengan Pendidikan Antikorupsi

Discuss with CEO on top

Pergi ke Desa