Meneladani kisah Qabil dan Habil


Nabi Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai ikhwan dan Siti Hawa adalah akhowat yang pertama diciptakan oleh Allah SWT.

Kabarnya Nabi Adam diturunkan di daerah India dan Siti Hawa di China sekali lagi kabarnya, tidak ada hadist shahih tentang ini semua. Dan mereka dipertemukan di Padang Arafah. Arafah berasal dari kata taaruf yang berarti pertemuan.

Kemudian dimanakah kita bertemu? #skip hehe

Ini adalah kisah pertama dimana kita banyak mengambil hikmah dari kejadian ini semua.

Mereka dikaruniai keturunan yang bernama Habil dan Qabil. Dua saudara kandung ini memiliki cerita tersendiri.

*Tolong dikoreksi dan diluruskan*

Karena pada saat itu manusia masih sedikit. Maka manusia menikah dalam satu keluarga. Habil hendak dijodohkan dg saudara kembarnya Qabil dan Qabil hendak dijodohkan dengan saudara kembarnya Habil. Tapi salah satu di antara mereka tidak menerimanya karena yang dijodohkan tidak lebih cantik dari yang satunya. Maka dia tidak menerima dengan keputusan itu.

Maka Nabi Adam meminta petunjuk kepada Allah sebagai Ayah sekaligus hakim pada kasus ini. Maka Allah memutuskan untuk adanya sebuah qurban.

Qurban berasal dari qaraba dimana qarib yang berarti dekat. Qurban berarti pengorbanan. Jadi bagaimana korelasi dekat dan pengobanan?

Jika kita ingin dekat dengan Allah SWT, maka kita butuh pengorbanan juga, dimana bangun pada malam hari dan pengorbanan lainnya. Begitu juga kepada manusia. Harus ada satu atau dua-duanya memiliki pengorbanan.

Qabil dan Habil bekerja sebagai peternak dan bercocok tanam.

Ternyata pengorbanannya tidak terlalu hebat untuk mendapatkan jodoh tersebut. Maka salah satu dri mereka dengki dengan kasus ini.

*Hati-hati dengan dengki dan hasad*

Jangan melihat nikmat orang lain, fokuslah dengan nikmat yang kita punya. Bersyukurlah dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Pada Surat Adh-Dhuha ayat terakhir kita diminta untuk menceritakan nikmat kita. Tapi ingat dengan cara berceritanya. Jika kita punya mobil, janganlah bercerita kepada yang tidak punya mobil. Berceritalah dengan sesama yang punya mobil. Jangan sampai membuat orang lain dengki dan jangan pula dengki dengan nikmat orang lain. Sesungguhnya rezki sudah diatur oleh Allah SWT. Yang belum itu surga kita.

Dua putra Nabi Adam dan Siti hawa ini sangat dekat dari waktu kecil. Ibarat piring yang saling berdekatan, lama kelamaan akan bergesekan dan terjadi perselisihan. Begitu juga sesama muslim merupakan bersaudara. Tapi Allah menyuruh untuk *Damaikanlah*

Sesungguhnya perintah tersebut merupakan arahan dimana sebelumnya itu tidak terjadi, misal kita disuruh mandi artinya kita belum mandi. Disuruh tidur artinya kita belum tidur.

Disuruh mendamaikan artinya .....
Sedangkan sesama muslim itu bersaudara.

Kemudian salah satu putra Nabi Adam hendak dipengaruhi oleh setan untuk membunuh saudaranya. Pada saat itu Nabi Adam dan Siti Hawa masih hidup. Dan saudaranya pun berhasil dibunuh. Ini termasuk dosa jariyah karena mencontohkan yang tidak baik untuk generasi berikutnya. Kemudian burung gagak menggali tanah sebagai contoh dalam penguburan. Kemudian kita tahu bagaimana cara ketika ada manusia yang meninggal.

Maka putra Nabi Adam yang masih hidup ini menyesali apa yang telah dilakukannya. Pergi dan menyendiri. Ditinggal keluarga dan nikmat lainnya.

Bunuh diri atau membunuh bukanlah solusi dari permasalahan yang ada. Ambil yang baik, buang yang buruknya.

Bunuh diri ketika kita kecewa dengan pemerintah misalnya, pemerintah pun tidak ikut campur dalam hal ini. Kitalah yang salah. Bagaimana sikap dalam memahami masalah adalah pilihan hidup kita.

Pengaruh hasad dan dengki akan berpengaruh dengan penyakit ain.

Maka lakukanlah kebaikan secara terus menerus yang akan melahirkan pahala jariyah apalagi di saat kita sudah wafat kelak. Misal update status yang baik atau tindakan lainnya.

Pada nikmat ada yang dicabut dan dikaruniai. Ini akan silih berganti. Orang yang luang waktunya tapi hartanya kurang. Ada yang hartanya banyak tapi cacat fisiknya. Tapi nikmat yang terindah adalah iman yakni dekat dengan Allah SWT.

Hati hati dengan hati

Hati hati dengan nasihat yang hanya condong pada keburukan bukan mengambil hikmah dari sebuah peristiwa

Selamat membaca
Semoga berkah lillah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi? Kita lawan dengan Pendidikan Antikorupsi

Discuss with CEO on top

Pergi ke Desa