Aku dan FIM

Forum Indonesia Muda merupakan organisasi kepemudaan yang sangat berarti bagiku di negeri ini. Hampir setiap titik di negara kita ini bisa kita temui alumni sebuah pergerakan ini.

Pemuda Indonesua, Aku Untuk Bangsaku

Itulah tagline yang selalu digaungkan. Kita akan tetap dan selamanya menjadi Pemuda Indonesia. Walau usia sudah bertambah terus tapi jiwa tetap muda yang selalu kuat dalam menghadapi segala cobaan dan ujian. Setiap diri kita akan mengabdikan diri kita kepada bangsa ini. Terlahir sebagai Warga Negara Indonesia artinya kita wajib membela negara kita dalam situasi dan kondisi apapun. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, ayah, ibu, orang tua, pengusaha, dan segala aktivitas yang kita lakukan.

Pada tahun 2016 di saat masih 1.5 tahun menempuh jenjang perkuliahan, saya menemukan organisasi yang satu ini. Bukan hanya sekadar menemukan, tapi berusaha untuk bisa menjadi bagian dati keluarga ini. Kenalan di awal saja membuat saya kagum dengan keluarga ini. Kenapa tidak? Dari berbagi wilayah di negeri berkumpul menjadi satu untuk Indonesia. Negeri kita tercinta.

Alhamdulillah tergabung dalam satu angkatan di FIM 18. Dalam angkatan ini, saya merasa hanya sebagai bocah ingusan. Di saat yang lain sudsh memiliki karya tersendiri, menjadi aktivis kampus, sudah mempunyai bisnis yang besar, membangun daerahnya sendiri, dan banyak hal lagi tentang teman-teman saya.

Saya sadar bahwa disini saya ditugaskan untuk belajar banyak dan menjadi penerus terbaik mereka semua. Bukan pasrah dengan keadaan dan tak bisa berbuat apa-apa. Bukan pula berada di zona yang nyaman ini. Ada pula teman saya yang baru menempuh jenjang perkuliahan dalam artian ia adalah mahasiswa baru. Decak kagum yang luar biasa dari hati ini yang terdalam. Kemudian tergabung menjadi satu keluarga dengan berkenalan dengan semua angkatan dan regional lainnya. Setelah menjadi bagian dati keluarga ini saya pun masuk ke dalam program beasiswa dimana banyak juga alumni FIM yang ada disana.

Pada pelatihannya pun saya merasa sangat-sangat masih kurang dengan yang lainnya. Kurang lebih 20 orang kami berangkat dari bandung dan berkumpul dengan 164 teman-teman lainnya. Pada pelatihan diharuskan membawa pakaian adat dari daerah masing-masing. Karena pemuda Minangkabau yang lahir di sana dan sedang mengabdi di tanah sunda, maka saya berpakaian panghulu khas Minangkabau. Lagi dan lagi itu semua merupakan Indonesia. Bagaimana kita terdiri dari berbagai suku, agama, raa, dan budaya yang berbeda tapi kita tetap satu dalam naungan melalui FIM ini. Sungguh saya sangat rindu dengan momentum itu semua. Pelatihan 5 hari 4 malam yang sangat bermanfaat hingga saat ini. Tindak lanjut pelatihan tersebut kita bisa bergabung dengan FIM Club yang kita inginkan sesuai dengan minat dan bakat kita. Tak lupa bersyukur untuk segala hal yang terjadi pada diri ini.

Saat interview pun melalui kecanggihan teknologi saya langsung diwawancarai oleh Direktur Eksekutif FIM dan sang istri yang juga sekaligus beliau adalah anak dari pasangan suami-istri pendiri organisasi ini.

Pada kala itu proses pendaftaran berlangsung kurang lebih selama 30 hari dimana harus mengirimkan sebuah essay. Setiap hari pukul 22.00 WIB hingga 00.00 WIB selalu mengerjakan essay tersebut karena di jam lain saya agendakan untuk kehidupan sehari-hari dan 2 jam tersebut selama hari untuk proses FIM ini. Melakukan perubahan di setiap waktunya. Karena pikiran yang ada di kepala harus dilontarkan dan digoreskan ke dalam bentuk tulisan. Karena setiap manusia haruslah bisa menulis termasuk tulisan ini.

Tentu tulisan ini hanya sedikit dan masih jauh dari kata sempurna termasuk implementasinya. Semoga dengan ada tulisan ini akan tercipta tulisan-tulisan menarik berikutnya baik dari tangan ini maupun dari tangan-tangan pembaca semua.

Semangat untuk proses pendaftaran FIM ke 21 ini. Semoga kita bertemu dalam empat mata sehingga bisa bercengkrama dengan seksama baik untuk diskusi santai hingga obrolan serius tentang negeri ini.

Inilah cerita aku dan FIM

Salam sukses
Dari pemuda yang akan dan selalu tetap belajar dengan siapapun, kapanpun, dan dimanapun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Korupsi? Kita lawan dengan Pendidikan Antikorupsi

Discuss with CEO on top

Pergi ke Desa